Sering kali seorang pekerja lupa untuk mengembangkan soft skill dan hanya fokus pada hard skill yang dimiliki. Padahal, kedua kemampuan itu harus seimbang.
Key Takeaways
- Soft skill adalah kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan pribadi maupun dunia kerja.
- Ada 3 aspek yang membedakan soft skill dan hard skills, yakni berdasarkan jenis skill, cara mendapatkan, dan fungsional.
Soft skill adalah kemampuan yang dibutuhkan dan penting untuk dikembangkan semaksimal mungkin, karena menjadi kunci sukses bekerja.
Lantas, bagaimana cara mengembangkannya?
Berikut tipsnya, lengkap dengan penjelasan menyeluruh mengenai pengertian, perbedaanya dengan hard skill, hingga jenis soft skill yang harus dimiliki para profesional.
Pengertian Soft Skill
Dilansir dari The Balance Careers, soft skill adalah kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan pribadi maupun dunia kerja.
Soft skill lebih cenderung menunjukkan keterampilan seseorang dalam bersosialisasi maupun berinteraksi di lingkungan kerja. Selain itu, kemampuan ini juga mengarah pada emosi serta pengetahuan tentang memperlakukan orang lain. Bisa dikatakan, soft skill adalah hal yang tidak dapat diukur dan tanpa wujud.
Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill
Melansir dari Kita Lulus, ada 3 aspek yang membedakan soft skill dan hard skills. Berikut penjelasannya:
1. Berdasarkan Jenis Skill
Hard Skill
Pada dasarnya, hard skill adalah kemampuan atau keahlian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara teknis. Misalnya, seorang SEO specialist memerlukan hard skill berupa pemahaman terhadap analytics, Google Search Console, dan tools SEO lainnya.
Soft Skill
Sementara itu, soft skill adalah sifat, karakteristik pribadi, atau kesadaran seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan lebih berkualitas. Contohnya, kemampuan mengambil keputusan berdasarkan data (data-based decision making).
2. Berdasarkan Cara Mendapatkan
Hard Skill
Hard skill dapat dipelajari sendiri melalui e-course, materi internet, membaca buku, atau bahkan mengikuti pendidikan formal, seperti kursus.
Soft Skill
Sementara itu, soft skill hanya bisa dilakukan dengan kesadaran diri (self-awareness) untuk mempraktikkan apa yang dipahami (wisdom). Soft skill biasanya juga akan terasah melalui pengalaman dan proses intropeksi diri.
3. Berdasarkan Fungsional
Hard Skill
Hard skill dan soft skill adalah kemampuan yang sama-sama dibutuhkan di dunia kerja. Akan tetapi, hard skill umumnya hanya bisa diterapkan di posisi-posisi tertentu.
Contoh hard skill, misalnya penguasaan pemrograman berbasis C++. Orang yang memiliki kemampuan tersebut hanya bisa bekerja di sistem atau aplikasi yang menggunakan bahasa C++ saja, kecuali dia bersedia belajar bahasa pemrograman lain.
Soft Skill
Berbeda dengan hard skill, soft skill bersifat lebih fleksibel dan bisa aplikasikan di posisi mana saja, apapun job description-nya.
Contoh soft skill adalah leadership. Seseorang yang punya karakter kepemimpinan bisa membawa kemajuan pada timnya, baik ketika sedang menjadi leader resmi ataupun leader untuk anggota tim.
Baca juga: Kenali Intrapersonal Skill Hingga Contohnya!
Soft Skill yang Harus Dimiliki oleh Semua Profesional
1. Komunikasi
Komunikasi adalah skill yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Ada beberapa kemampuan komunikasi yang perlu diasah, di antaranya sebagai berikut:
- Mendengarkan dengan aktif.
- Kemampuan negosiasi.
- Presentasi.
- Public speaking.
- Kemampuan organisasi.
- Komunikasi nonverbal.
- Storytelling.
- Komunikasi verbal.
2. Problem Solving
Perusahaan akan sangat menyukai pekerja yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dengan baik atau problem solving. Berikut beberapa kemampuan problem solving yang perlu dikuasai:
- Manajemen risiko.
- Kreativitas yang tinggi.
- Kemampuan untuk research.
- Kemampuan bekerja sama dalam tim.
- Kemampuan berpikir kritis.
3. Kepemimpinan (Leadership)
Kemampuan leadership akan berkaitan dengan kecerdasan dalam mengambil sebuah keputusan, menimbang risiko, dan yang lainnya. Jadi, meskipun bukan seorang manajer ataupun pemimpin perusahaan, perusahaan ingin mengetahui seberapa cerdas karyawannya dalam mengambil keputusan. Adapun kemampuan leadership, meliputi:
- Kemampuan mendelegasikan tugas.
- Manajemen konflik.
- Kemampuan mengambil keputusan.
- Mentoring.
4. Adaptasi
Kecepatan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan kerja sangat dibutuhkan, terlebih jika perusahaan tempat bekerja memiliki pergerakan yang sangat dinamis.
Berikut kemampuan adaptasi yang perlu dikuasai para profesional:
- Konsistensi.
- Organisasi.
- Optimisme.
- Fleksibel.
- Komunikasi.
5. Etika kerja
Soft skills ini akan menunjukkan nilai dari seseorang, terutama di lingkungan kerjanya. Etika kerja yang baik akan membuat seorang pekerja lebih mudah membangun hubungan positif dengan atasan atau bahkan rekan kerja tim. Soft skill ini meliputi:
- Integritas yang tinggi.
- Kegigihan dalam bekerja.
- Manajemen waktu yang baik.
- Kemampuan bergabung dengan teamwork.
- Fokus.
6. Decision Making
Soft skill lainnya yang juga tak kalah penting untuk dimiliki oleh pekerja adalah decision making, yakni kemampuan dalam mengambil keputusan. Ini mengacu pada kemampuan dalam memilih satu di antara sejumlah opsi yang ada.
Soft skill ini perlu didukung oleh kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dengan orang lain, terutama tim kerja. Maka dari itu, soft skill ini termasuk sebagai salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang manajer atau pimpinan perusahaan.
7. Time Management
Soft skill ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk menggunakan waktu secara efektif atau produktif.
Time management akan berguna ketika pekerja dihadapkan dengan situasi saat pekerjaan sedang menumpuk. Pekerja yang memiliki kemampuan time management akan lebih mudah untuk mengatur waktu dengan baik, termasuk untuk memilah mana saja tugas yang wajib diprioritaskan terlebih dahulu.
Dengan demikian, pekerja lebih mudah dalam menyelesaikan berbagai tugas secara tepat waktu dan sesuai kebutuhan perusahaan, sehingga produktivitas kerja dapat tercapai.
8. Conflict Resolution
Salah satu yang harus dikuasai pekerja dan dijadikan sebagai soft skill adalah kemampuan dalam menyelesaikan konflik. Kemampuan ini akan membantu pekerja untuk menengahi atau menyelesaikan berbagai konflik yang kerap terjadi di dunia kerja.
Meski tidak diinginkan, konflik atau perbedaan pendapat merupakan hal yang lazim terjadi saat bekerja, terutama ketika bekerja sama dalam satu tim. Jika memiliki skill yang satu ini, maka pekerja bisa menjadi penengah/mediator untuk kedua belah pihak yang berkonflik.
9. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis fakta, sebelum akhirnya mengambil keputusan dalam pekerjaan.
Kemampuan berpikir kritis terdiri atas beberapa aspek khusus, antara lain:
- Kemampuan melakukan riset dan analisis data.
- Memperhitungkan seluruh kemungkinan yang ada dan juga hasilnya.
- Kemampuan untuk mencegah risiko.
10. Kerja Sama Tim
Kerja sama tim adalah kemampuan untuk bekerja dengan rekan kerja sebagai sebuah tim, termasuk di dalamnya menunjukkan empati, komunikasi yang baik, dan kolaborasi dalam mencapai tujuan. Kemampuan yang satu ini sangat penting untuk dikuasai, sebab dapat membantu membuat berbagai tugas menjadi lebih efisien dan mudah untuk diselesaikan berkat kerja sama tim.
11. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan ide baru yang inovatif untuk mendukung pekerjaan. Banyak aspek dalam pekerjaan yang tentunya memerlukan soft skill ini. Umumnya, kreativitas akan dikombinasikan dengan berbagai soft skills lainnya, seperti kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving) atau komunikasi.
12. Dependability
Dependability merupakan kemampuan untuk bisa diandalkan dalam situasi dan kondisi apapun terkait dengan pekerjaan yang ditangani. Beberapa kemampuan yang termasuk ke dalam soft skill dependability diantaranya:
- Menjalankan pekerjaan dengan tepat.
- Menyelesaikan pekerjaan lebih awal.
- Aktif ketika berada di tengah-tengah meeting.
- Memberikan bantuan pada rekan kerja ketika diperlukan.
Baca juga: 7 Skill yang Karyawan Butuhkan untuk Mencapai Profesionalitas di Perusahaan
Cara Meningkatkan Soft Skill
1. Amati Soft Skill Positif dari Orang Lain
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengembangkan soft skill adalah dengan mengamati serta meniru kebiasaan positif orang lain. Misalkan, seorang rekan kerja Anda selalu mencatat poin penting ketika rapat. Hal tersebut mungkin membantunya menjadi lebih kritis saat diskusi sekaligus pendengar aktif. Dengan demikian, kebiasaan ini bisa Anda tiru juga kedepannya.
Contoh lain, dalam sebuah rapat divisi, ketika sebuah hal harus diputuskan, terjadi perselisihan, dan timbul reaksi yang berbeda: nyaman dan tidak nyaman. Anda bisa mengamati lingkungan tersebut, mulai dari bagaimana kepala divisi memimpin rapat, bagaimana anggota lain menyatakan pendapat, hingga bagaimana reaksi anggota lain dalam menanggapi pendapat satu sama lain. Dengan begitu, Anda bisa mengaplikasikan kemampuan, seperti cara mengatur, manajemen emosi, hingga cara berkomunikasi.
2. Tetapkan Pencapaian
Cara kedua untuk meningkatkan soft skill adalah menetapkan pencapaian. Cobalah sesekali review atau evaluasi kinerja Anda selama ini. Caranya dengan bertanya langsung kepada salah seorang rekan kerja, kemudian minta pula kritik dan sarannya. Hal ini akan membantu Anda memperbaiki kesalahan-kesalahan yang menghambat perkembangan diri, yang mungkin sebelumnya tak Anda sadari.
3. Temukan Tempat Pembelajaran
Cara lain yang juga patut Anda lakukan untuk mengembangan soft skill adalah melalui berbagai media pembelajaran, seperti buku, Youtube, kelas online, atau podcast. Anda dapat memilih yang gratis atau berbayar, sesuaikan dengan kebutuhan. Ini akan menjadi media belajar yang menantang sekaligus menyenangkan.
4. Belajar Menguasai Emosi dengan Baik
Apabila ingin meningkatkan soft skill yang sudah dimiliki, Anda harus dapat menguasai atau mengendalikan segala emosi. Misalnya, ketika ada suatu hal yang mengganggu pikiran Anda atau ketika berhubungan dengan klien yang menyebalkan, coba kendalikan diri dengan tidak menunjukkan rasa ketidaksukaan.
Hal itu adalah tindakan yang tidak dibenarkan. Sebab, akan membuat Anda dipandang tidak baik karena tidak memiliki manajemen emosi yang baik. Jadi, ketika merasa kesal atau marah, coba ambil napas yang dalam. Pikirkan bahwa jika Anda merespons perasaan emosi tersebut, maka Anda akan menyesalinya kelak.
5. Belajar untuk Mengatur Waktu (Time Management)
Setiap pekerja diharuskan pandai dalam mengatur waktu. Apabila tidak dapat mengatur waktu, maka segala pekerjaan atau aktivitas yang dikerjakan tak akan terlaksana sesuai waktu yang ditentukan. Akan tetapi, apabila mampu mengatur waktu dengan baik, maka pekerjaan sebanyak apa pun dapat dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Maka dari itu, sebelum deadline menghampiri, sebaiknya cicil pekerjaan tersebut secara berkala untuk mengantisipasi pekerjaan menumpuk yang mengakibatkan terburu-buru saat mengerjakannya.
Mengerjakan pekerjaan secara terburu-terburu dapat mengakibatkan hasil kerja yang tak maksimal, alhasil jadi berantakan. Oleh sebab itu, sebaiknya selaraskan waktu untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan dengan aktivitas dan kegiatan lainnya agar tidak bentrok.
Dengan menerapkan soft skill ini, Anda jadi bisa belajar untuk membedakan mana pekerjaan primer, sekunder, maupun tersier. Jadi, aktivitas yang Anda jalani akan lebih terjadwal dengan baik, terarah, dan teratur.
Itulah berbagai informasi tentang soft skill, mulai dari pengertian, cara meningkatkan soft skill hingga perbedaannya dengan hard skills. Dengan terus mengembangkanya, akan membantu dan bisa menghasilkan lebih banyak kesuksesan serta produktivitas kerja.
Selain dengan soft skill, Anda juga bisa mengandalkan Appsensi untuk menunjang produktivitas kerja, khususnya dalam dalam pengelolaan SDM.
Tertarik untuk mencoba menggunakan Appsensi? Atau jika Anda mempunyai pertanyaan seputar layanan Appsensi, jangan ragu untuk hubungi kami atau klik link ini untuk coba gratis selama 30 hari.