Ketika membeli produk secara online, tak jarang konsumen diharuskan menunggu selama periode tertentu. Periode waktu ini bisa beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung dengan jarak pengiriman. Waktu tunggu ini disebut dengan istilah lead time.
Key Takeaways
- Lead time adalah waktu yang diperlukan atau direncanakan pada awal hingga penyelesaian proyek. Istilah ini cenderung lebih banyak digunakan dalam manajemen rantai pasokan (supply chain), bidang manufaktur, hingga manajemen proyek.
- Ada 4 jenis lead time yang merupakan jenis lead time utama untuk manufaktur atau perakitan.
- Terdapat 7 cara mengurangi lead time. Cara-cara tersebut efektif membantu perusahaan dalam mengelola persediaan produk dengan baik.
Dari gambaran tersebut, dapat diketahui bahwa lead time sangat memengaruhi kepuasan pelanggan. Jadi, penting bagi Anda untuk mengetahui cara meminimalisir waktu tunggu.
Simak pembahasan di bawah ini untuk mengetahui lebih jauh tentang cara mengurangi lead time, lengkap dengan pengertian, komponen, hingga faktor yang memengaruhinya.
Pengertian Lead Time
Lead time adalah waktu yang diperlukan atau direncanakan pada awal hingga penyelesaian proyek. Istilah ini cenderung lebih banyak digunakan dalam manajemen rantai pasokan (supply chain), bidang manufaktur, hingga manajemen proyek.
Singkatnya, lead time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari pelanggan melakukan pemesanan sampai dengan menerima produk. Jadi, lead time berbanding lurus dengan persediaan. Jika lead time tinggi maka akan mengakibatkan tingginya persediaan.
Lebih lanjut, berdasarkan konsep produksi sebagaimana dilansir dari Majoo, lead time pada konsep produksi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
- Konsep produksi barang sistem Make to Order (MTO)
Lead time adalah lamanya waktu antara konfirmasi pesanan dan proses produksi sampai dengan pengiriman pesanan. - Konsep produksi Make to Stock (MTS)
Lead time adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan, mulai dari konfirmasi pesanan hingga produksi dan penerimaan produk ke dalam inventaris barang jadi.
Fungsi Lead Time
Ada beberapa fungsi lead time dalam jalannya kegiatan bisnis perusahaan, yaitu:
- Sebagai tolak ukur kepuasan pelanggan terhadap durasi pemesanan.
- Menjadi indikator terpenuhi atau tidaknya jumlah inventaris di berbagai titik dalam keseluruhan rantai pasokan.
- Sebagai tolak ukur terpenting dalam manajemen pengendalian inventaris (warehouse management). Dengan adanya lead time, potensi kerugian dalam penjualan dapat dicegah karena pelanggan mendapatkan pesanannya dengan cepat.
Baca juga: Tantangan HR dan Proses Bisnis Usaha Manufaktur
Komponen Lead Time
Melansir MAS Software, terdapat 5 komponen penting dalam lead time, yakni sebagai berikut:
1. Pemrosesan Awal
Waktu pemrosesan awal adalah waktu yang dibutuhkan untuk menerima permintaan stok ulang, konfirmasi permintaan, dan membuat pesanan pembelian atau membuat pekerjaan (dalam kasus perusahaan manufaktur).
2. Proses
Waktu proses adalah waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang. Waktu ini terhitung sejak menerima pesanan pembelian.
3. Penyimpanan
Waktu penyimpanan adalah jumlah waktu item tinggal di gudang atau pabrik menunggu pengiriman.
4. Waktu Pengangkutan
Waktu pengangkutan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pemindahan barang dari gudang untuk dikirimkan ke pelanggan.
5. Waktu Inspeksi
Waktu inspeksi adalah waktu yang dihabiskan oleh pelanggan untuk memeriksa produk guna memastikan apakah produk memenuhi spesifikasi yang ditawarkan. Waktu ini juga termasuk waktu yang diperlukan untuk menangani pemesanan yang tidak sesuai permintaan pelanggan.
Jenis Lead Time
Melansir Accurate, ada 4 jenis lead time yang utama dalam bidang manufaktur atau perakitan. Jenis-jenis tersebut, antara lain:
1. Customer Lead Time
Customer lead time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan antara konfirmasi pesanan dan pemenuhan pesanan. Waktu ini juga termasuk baik pengambilan atau pengiriman, tergantung kesepakatan penyedia barang dengan pelanggan.
2. Material Lead Time
Material lead time merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemesanan dengan pemasok dan menerimanya, terhitung sejak pesanan dikonfirmasi hingga tersedia.
3. Factory/Production Lead Time
Factory atau production lead time adalah jumlah total waktu yang diperlukan untuk membuat dan mengirimkan produk jika semua bahan tersedia.
4. Cumulative Lead Time
Cumulative lead time, yaitu jumlah total waktu yang diperlukan sejak pesanan dikonfirmasi hingga pengiriman produk jika Anda harus memesan semua bahan (jika tidak ada yang tersedia). Lead time jenis ini merupakan gabungan/penjumlahan dari material lead time dan factory/production lead time.
Baca juga: Business Process Management: Pengertian, Proses, & Manfaatnya
Cara Mengurangi Lead Time
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi lead time, yaitu sebagai berikut:
1. Mengurangi Aktivitas yang Tidak Menambah Nilai
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengurangi lead time adalah turut serta mengurangi aktivitas yang tidak menambah nilai. Untuk itu, perusahaan perlu melakukan analisis atau pemetaan aliran nilai. Tujuannya untuk mengidentifikasi aktivitas non-nilai tambah yang berpotensi memperpanjang lead time.
Untuk melakukannya, Anda perlu membuat daftar aktivitas tersebut dan menghapus aktivitas yang tidak bisa dilakukan perusahaan. Sebaliknya, pertahankan aktivitas yang memberikan dampak positif pada kualitas produk.
2. Mengubah Metode Pengiriman
Cara selanjutnya yang bisa dilakukan perusahaan adalah mengatur metode pengiriman alternatif yang dianggap lebih cepat dibanding metode yang sedang digunakan. Cara lain bisa juga dengan menawarkan pengiriman lebih sering.
Hal ini dikarenakan bisa jadi pemasok lebih suka metode pengiriman yang lambat, namun lebih hemat dari sisi biaya sehingga bisa memengaruhi waktu tunggu.
Proses transaksi ke metode pengiriman yang lebih fleksibel terbukti dapat mengurangi lead time secara bertahap. Meski dalam penerapannya, terdapat biaya tambahan yang harus dikeluarkan.
3. Mencari Sumber Lokal
Apabila bahan baku yang diimpor perusahaan telah tersedia secara lokal, maka perusahaan dapat beralih ke pemasok lokal selama tidak mengurangi kualitas produk. Membeli produk dari pemasok lokal dapat mengurangi lead time karena jarak angkutnya lebih pendek.
4. Tingkatkan Frekuensi Pemesanan
Cara selanjutnya yang juga efektif untuk mengurangi lead time produksi adalah dengan lebih sering memesan dari pemasok. Memesan dalam jumlah besar memang menghemat biaya, namun jumlahnya tidak sebanyak yang Anda kira.
Jadi, daripada langsung memesan dalam jumlah besar, cobalah menambah frekuensi pemesanan kecil menjadi lebih sering guna mempercepat pengiriman. Dengan begitu, perputaran inventaris akan meningkat serta mengurangi biaya penyimpanan.
5. Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal melibatkan penggabungan proses dua pemasok atau proses produksi perusahaan. Misalnya, suatu perusahaan memproduksi dan merakit komponen di lokasi yang berjauhan, hal itu memungkinkan mengkonsolidasikan dua proses secara internal. Ini bisa mengurangi waktu pengangkutan komponen dari satu lokasi ke lokasi lain.
6. Berdiskusi dengan Pemasok
Hal-hal yang sebaiknya didiskusikan dengan pemasok Anda adalah mengenai kewajiban yang berkaitan dengan lead time dalam kontrak dengan pemasok Anda, seperti:
- waktu tunggu untuk pesanan atau jenis stok tertentu,
- penalti untuk keterlambatan pengiriman,
- pemberitahuan jika adanya perkiraan kekurangan bahan baku, perubahan harga atau penghentian produk.
7. Otomatiskan Prosesnya
Terkadang, penundaan lead time disebabkan oleh kesalahan manusia. Kesalahan terjadi ketika orang yang bertanggung jawab memesan penundaan stok baru menghubungi pemasok. Perusahaan dapat menggunakan Vendor-Managed Inventory (VMI) atau sistem Vendor-Owned Inventory (VOI) untuk menambah stok secara otomatis saat hampir selesai. Sistem seperti itu mengurangi lead time karena pemasok memperoleh permintaan sebelum perusahaan mengalami kehabisan stok.
Demikian informasi penting tentang pengertian lead time, jenis-jenis, hingga 7 cara mengurangi waktu tunggu. Ketujuh cara tersebut efektif dalam membantu perusahaan dalam mengelola persediaan produk dengan baik.
Sementara untuk urusan mengelola SDM dengan efektif dan juga efisien, Anda bisa mengandalkan Appsensi. Appsensi adalah aplikasi absensi online berbasis mobile yang dilengkapi fitur-fitur bermanfaat untuk pengelolaan SDM dan payroll. Appsensi dapat mendukung kebutuhan perusahaan, pemerintahan, dan UMKM.
Tertarik untuk mencoba menggunakan Appsensi? Atau jika Anda mempunyai pertanyaan seputar layanan Appsensi, jangan ragu untuk hubungi kami atau klik link ini untuk coba gratis selama 30 hari.
Tulis Komentar